SEMARANG, beritajateng.tv – Sejumlah siswa SD dan SMP tampak fokus berancang-ancang. Sesekali mereka sibuk menyusun strategi demi bisa mengalahkan lawan.
Ketika wasit membunyikan peluit, mereka langsung kompak berlari sekuat tenaga. Namun, saking semangatnya, tak jarang beberapa di antaranya mesti terjatuh lantaran kesalahan strategi.
Mereka tengah mengikuti lomba permainan tradisional di halaman Dinas Arsip dan Perpustakaan (Arpus) Kota Semarang, Kamis, 25 April 2024 pagi. Ada lomba terompah panjang atau bakiak, gangsing, balap egrang, hingga lari balok.
Salah satu guru olahraga dari SMPN 17 Semarang, Tri Wardoyo, mengaku antusias mengikuti kegiatan ini. Sekolahnya bahkan mengirim perwakilan ke semua lomba, dengan membawa total 26 siswa, baik putra maupun putri.
Lebih dari 24 tahun menjadi guru olahraga, ia menyebut jika permainan tradisional baru kembali bergairah dalam beberapa tahun terakhir.
BACA JUGA: Punya Berbagai Manfaat, Ini Pentingnya Kenalkan Permainan Tradisional ke Generasi Z
“Perkembangan permainan tradisional yang ada di Semarang mungkin baru terasa 4 tahun ini. Ada lomba tingkat kota, tapi kalau daerah lain seperti Kebumen itu udah lama,” katanya kepada beritajateng.tv, di sela lomba.
Lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali. Pepatah tersebut barangkali berlaku bagi perkembangan permainan tradisional di Kota Semarang.
Tri ingat betul, saat perlombaan permainan tradisional digelar beberapa tahun lalu, hanya 4 peserta dari tingkat SMP yang ikut berpartisipasi. Kalah dengan lomba serupa di tingkat SD yang mampu mengumpulkan puluhan peserta.