“Misalnya mahasiswi akhir ingin lulus 3,5 tahun tapi dengan kondisi ekonomi tidak stabil sehingga dia harus bekerja. Kan rasanya sedikit susah untuk lulus 3,5 tahun,” jelasnya.
Menurutnya, menetapkan target yang realistis dapat menghindari memaksakan diri di luar kemampuan. Sebab, apabila gagal, biasanya seseorang akan menyalahkan diri sendiri atas kegagalan tersebut.
BACA JUGA: Cek 4 Tempat Camping Seru dengan View Alam yang Indah, Cocok untuk Rayakan Momen Awal Tahun
Anggi menambahkan, perencanaan resolusi juga dapat kita lakukan dengan mevisualisasikan atau menggambar seperti apa target-target yang ingin dicapai. Sebab, pemvisualan akan menciptakan semangat serta menjaga hawa positif untuk diri sendiri.
“Visualisasikanlah, usahakan kondisi itu benar-benar kita rasakan, ketika cita-cita tercapai rasanya pasti seneng banget,” sarannya.
Lebih lanjut, ketika gagal pun, Anggi menyarankan untuk menuliskan atau mencatat kegagalan tersebut sehingga dapat membantu proses penerimaan sekaligus untuk menganalisis kendala-kendala yang menyulitkan.
“Ketika sudah tahu kendalanya, kita bisa lebih menerima dan menyadari kalau kita sebagai manusia mungkin ada kesalahan, atau kekeliruan. Langkah yang kita lakukan menerima dulu, kalau ini kendala-kendala di luar dari kewenangan yang tidak bisa saya kontrol,” sambungnya. (*)
Editor: Mu’ammar Rahma Qadafi