Scroll Untuk Baca Artikel
Hukum & Kriminal

Beri Kesaksian di Sidang Lanjutan Mario Dandy, Ayah Korban: David Diancam Mau Ditembak

×

Beri Kesaksian di Sidang Lanjutan Mario Dandy, Ayah Korban: David Diancam Mau Ditembak

Sebarkan artikel ini
Sidang Lanjutan Mario Dandy
Pada sidang lanjutan Mario Dandy dan Shane Lukas, Jonathan Latumahina, ayah David, mengungkap bahwa David sempat diancam hendak ditembak. (Foto: Tangkapan layar video/YouTube)

JAKARTA, beritajateng.tv – Jonathan Latumahina, ayah dari David Ozora yang menjadi korban penganiayaan, melakukan ‘serangan balik’ di hadapan majelis hakim pada sidang lanjutan Mario Dandy.

Ia mengungkapkan kesaksian dan mengungkap peristiwa yang David Ozora alami, yang menyebabkan David terbaring koma akibat tindakan Mario Dandy.

Dalam sidang lanjutan Mario Dandy kasus penganiayaan David Ozora yang berlangsung pada Selasa (13/6/2023) kemarin, Jonathan memberikan serangan balik melalui proses hukum di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Ia menegaskan bahwa serangan balik tersebut tidak bersifat main hakim sendiri.

Peristiwa ini berawal ketika Mario Dandy menendang David seperti seorang pemain bola, tepat ke arah kepalanya. Jonathan memutuskan untuk membawa kasus ini ke pengadilan sebagai tindakan balasan yang sah dan sesuai dengan proses hukum.

Jonathan mengungkapkan hal ini saat memberikan kesaksiannya dalam sidang lanjutan Mario Dandy kasus penganiayaan David Ozora. Kejadian tersebut terjadi pada Senin, 20 Februari 2023, di kompleks Perumahan Green Permata Residences, Pesanggrahan, Jakarta Selatan.

Jonathan menjelaskan bahwa David mengalami luka parah dan mengalami trauma berat atau diffuse axonal injury (DAI), yaitu trauma berat pada otak akibat otak yang berputar. Akibatnya, David berada dalam kondisi koma dan tidak dapat merespons apa pun.

David juga mengalami trauma berat pada leher bagian belakang. Ia dalam perawatan di RS Mayapada selama 56 hari. Selain itu, giginya juga patah. Hasil CT scan menunjukkan tidak ada pendarahan, yang sebenarnya merupakan hal yang berbahaya.

Jonathan menjelaskan, “Ini berbahaya karena tidak ada pendarahan, tapi dia koma. Di situ saya juga baru paham skala komanya. Ini skala tingkat kesadarannya paling rendah. Jadi skala tertinggi itu 15, kita yang normal ini 12, David ini 3.”

Simak berbagai berita dan artikel pilihan lainnya lewat WhatsApp Channel beritajateng.tv dengan klik tombol berikut:
Gabung ke Saluran

Tinggalkan Balasan