Pemotongan tersebut sangat merugikan karena sebagian besar pengungsi sangat bergantung pada bantuan. Sementara pemerintah setempat membatasi warga Rohingya berintegrasi ke Bangladesh membuat sangat sulit mendapatkan pekerjaan resmi.
Kondisi itu membuat orang-orang Rohingya menerima tawaran jasa perjalanan dari sindikat perdagangan orang, sebagian dari mereka kemudian memutuskan pergi ke Indonesia dan Malaysia untuk mencari keselamatan.
Pengungsi masuk DPT
Terkait pengungsi masuk DPT merupakan pemberitaan dari media Detik.com dan Okezone.com namun pengunggah mengutipnya secara keliru.
Berita pertama menjelaskan adanya seorang pengungsi Rohingya di Tulungagung, yang kedapatan memiliki KTP dan KK sejak tahun 2006, serta telah masuk DPT KPU. Namun KTP dan KK tersebut dicabut oleh Dinas Kependudukan setempat dan KPU Tulungagung kemudian menghapus namanya dari DPT.
BACA JUGA: CEK FAKTA: Anies Sebut Anggaran Rp 700 T Kemenhan Untuk Beli Alutsista Bekas, Benar?
Dari keterangan di atas, dapat tersimpulkan bahwa narasi yang beredar tentang pengungsi Rohingya dapat memilih dalam Pemilu 2024 adalah hoaks.
Sebab, kedatangan mereka ke Indonesia adalah murni untuk menyelamatkan diri dari ancaman bahaya di Myanmar yang merupakan negerinya.
Referensi
https://www.instagram.com/reel/C1wmK39PBY2/?igsh=MTUxbnR1a2hvZjY4Zw%3D%3D
https://www.facebook.com/groups/1052556928690630/?multi_permalinks=1435474643732188&hoisted_section_header_type=recently_seen
https://cekfakta.com/focus/15207
https://www.detik.com/jatim/berita/d-7126752/pengungsi-rohingya-yang-masuk-dpt-pemilu-2024-diduga-pernah-nyoblos-pada-2018
(*)