“Intinya sama tetangga harus ramah, ringan tangan dan baik, hal itu akan membuat tetangga juga baik dengan saya,” terang perempuan ramah itu.
Selama tinggal di Rusunawa Kudu, Supatmi tak pernah mengalami masalah dengan tetangga.
Ia juga dipercaya untuk mengurus kebersihan di lantai dasar Blok H Rusunawa Kudu.
Dalam menjalani kesehariannya, Supatmi mengaku kehidupan di Rusunawa merupakan cerminan masyarakat Indonesia.
Pasalnya, beragam kebudayaan, suku dan etnis bisa ditemukan di tempat ia menetap.
“Ya macam-macam, kalau mau lihat berbagai suku di Indonesia tak perlu jauh-jauh datang saja ke Rusunawa Kudu, pasti menemukan hal itu,” jelasnya.
Adapun Febriani yang baru menempati Rusunawa Kudu, mengaku tak pernah kesulitan saat tinggal di Rusunawa.
Fasilitas seperti air bersih hingga listrik dan kebersihan juga bisa diakses Ferbiani secara mudah.
Bahkan perempuan 34 tahun yang sebelumnya tinggal di kawasan Kota Lama Semarang itu tak pernah merasa kesepian, karena warga yang tinggal di Rusunawa selalu bercengkrama.
“Air bersih juga tak pernah macet, yang membedakan tinggal di pemukiman dan Rusunawa adalah selalu bertemu dengan warga lainnya. Karena hanya disekat dinding, jadi setiap hari selalu bertemu saat beraktivitas,” tambahnya. (Ak/El)