“Ngalangin jalan dan mengeluarkan clurit. Bukan ramai-ramai, tapi sendiri aja. Yang lewat kaya mau dibacok, tiga orang hampir kena,“ katanya.
Lebih lanjut, ia menambahkan jika Jalan Candi Penataran Raya sebenarnya bukan lokasi yang sering menjadi tempat tawuran. Hanya saja, jalanan di sekitar situ cukup rawan di malam hari lantaran sepi lalu lalang pengendara.
“Kalau jadi tempat tawuran enggak, cuma rawan aja kalau malam soalnya sepi jalannya,” tandasnya.
Sebelumnya, seorang siswa, GRO, meninggal dunia. Korban sempat menjalani perawatan di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUP dr Kariadi Semarang, Jawa Tengah.
Kabar soal meninggalnya GRO pertama kali mencuat di Whatsapp (WA) dan Facebook.
“Saat kedua kelompok gangster ini melakukan tawuran, muncul anggota polisi. Kemudian di lakukan upaya untuk melerai. Namun, ternyata anggota polisi informasinya diserang, sehingga dilakukan tindakan tegas,” ujar Kapolrestabes Semarang, Kombes Irwan Anwar. (*)
Editor: Farah Nazila