SOLO, 13/12 (beritajateng.tv) – Komisi B DPRD Jateng mendorong peluang investasi di bidang pertanian dan pariwisata lebih dikembangkan. Jateng dikenal memiliki potensi besar di dua bidang tersebut. Dewan juga menyoroti investasi yang masuk ke Jateng saat ini belum banyak yang menyentuh Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Pasalnya, sebagian besar investasi masih mengincar industri besar.
Sekretaris Komisi B DPRD Jateng Muhammad Ngainirichardl mengatakan, mayoritas penduduk Jateng yang bermata pencaharian petani sudah merambah ekspor. Pada 15 Agustus lalu, sebanyak Rp 400 miliar hasil pertanian Jateng diekspor ke 20 negara. Potensi lain yang bisa dikembangkan adalah beras organik. Menurutnya, pasar Timur Tengah membutuhkan 10.000 ton beras organik per 6 bulan. Permintaan tersebut belum bisa terpenuhi. Karenanya dia mendorong potensi tersebut diseriusi.
“Jateng ini mayoritas petani, sektor pertanian dan perkebunan banyak, ada potensi yang bisa diunggulkan. Namun masyarakat kita belum familier dengan organik, nah bagaimana ini diseriusi. Misalnya intervensi anggaran, bagaimana produk pertanian digenjot,” ujarnya dalam dialog Aspirasi Jawa Tengah “”Geliat Investasi di Jawa Tengah” di studio TATV, belum lama ini.
Menurut dia, potensi pertanian bisa diunggulkan di Jateng. Terbukti di masa pandemi sektor ini justru meningkat. “Di sektor perkebunan ada potensi porang yang dulu seolah tak ada gunanya, sekarang diekspor ke Jepang diolah menjadi bahan makanan dan kosmetik. Ini bisa jadi salah satu peluang untuk bagaimana diproduksi disini dan diekspor berupa barang jadi,” ungkapnya dalam dialog yang dipandu Host Bona Ventura Sulistiana dan Co Host Jerry Athia tersebut.
