SEMARANG, beritajateng.tv – Keluarga Gamma Rizkynata Oktafandy mempertanyakan prosedur penanganan kasus yang menewaskan siswa SMKN 4 Semarang itu.
Paman korban, Agung, menyebut, keluarga masih merasa ganjal terkait lamanya jeda waktu antara meninggalnya korban dengan pemberitahuan polisi. Menurutnya, keluarga baru tahu Gamma meninggal hampir 12 jam setelah waktu kematian.
“Yang kami sayangkan dan menjadi pertanyaan kami, jam meninggalnya Gamma jam 1 dini hari, kenapa kami baru diberi tahu jam 12 siang? Itu kan jedanya sudah hampir 12 jam; kok selama itu?” kata Agung.
BACA JUGA: Keluarga Gamma Tak Ikuti RDP di DPR RI: Undangan Mendadak Batal, Tak Bisa Buka Link Zoom
Agung menuturkan, ia dan istri pertama kali mendapat kabar meninggalnya Gamma bukan dari pihak Polrestabes Semarang langsung. Melainkan, dari seorang kenalan keluarga yang kebetulan bekerja di Polrestabes Semarang.
Awalnya, orang itu menelepon dan hendak datang ke rumah Gamma pada Minggu siang. Namun, Agung menolak karena khawatir dengan kondisi mental nenek Gamma. Ia pun mendatangi rumah orang itu sekitar pukul 12.15 WIB.
“Tapi info dari warga di sekitar, di hari Minggu pagi sudah ada polisi berpakaian preman yang menanyakan rumahnya Gamma yang nama ayahnya Andi Prabowo, dan sudah ditunjukkan rumahnya di situ. Agak siang datang lagi. Ditanya ada apa, tapi mereka enggak mau jawab,” papar Agung.
Polisi berdalih cari Gamma lewat sidik jari
Lebih lanjut, Agung menuturkan jika Wakasat Reskrim Polrestabes Semarang, Kompol Aris Munandar, sempat menjelaskan kepada keluarga perihal lamanya jeda waktu antara kematian Gamma dan kabar dari polisi.
Menurut penjelasan Aris, Gamma saat di rumah sakit tidak memiliki satu pun kartu identitas. Sehingga, polisi terpaksa mencari identitas Gamma dengan menggunakan sidik jari.