Scroll Untuk Baca Artikel
HeadlineJatengNews Update

Kelompok Seni Kuda Lumping Tumbuh Subur di Kabupaten Semarang

×

Kelompok Seni Kuda Lumping Tumbuh Subur di Kabupaten Semarang

Sebarkan artikel ini
Para narasumber Dialog Media Tradisional "Nguri-uri Budaya Kuda Lumping Kabupaten Semarang" di destinasi wisata Bukit Cinta, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang. (ardhi/beritajateng.tv)

“Saya akan usul ke eksekutif agar setiap destinasi wisata mestinya wajib dengan Perda atau Perbup sebulan sekali, seminggu sekali untuk wadahi kelompok seni, sehingga pelaku seni bisa berekpresi, menghibur, dan mendapatkan income,” paparnya.

Dia pun menyampaikan apresiasi terhadap Ketua DPRD Jateng Bambang Kusriyanto dan Sekretariat DPRD Jateng yang turut melestarikan kesenian kuda lumping di Kabupaten Semarang. Mengingat seni kuda lumping merupakan peninggalan budaya leluhur yang berkembang di masyarakat turun-temurun sejak masa lampau.

Advertisement
Scroll kebawah untuk lihat konten

Kepala Disdikbudpora Kabupaten Semarang, Sukaton Purtomo Priyatmo sepakat dengan pernyataan tersebut. Menurutnya Pemkab Semarang sangat mendukung upaya pelestarian budaya. Bahkan sejumlah sekolah pun ada yang memiliki kelompok kesenian kuda lumping.

“Kami di pemerintah secara prinsip mendukung upaya pelestarian kesenian. Kami selalu meminta kepala sekolah untuk memiliki sebuah kegiatan siswa yang bercorak kesenian daerah. Dengan demikian kesenian rakyat bisa dikenal oleh siswa,” ucapnya.

Pengamat Kesenian, Pandiman menjelaskan, seni kuda lumping menggambarkan sekelompok prajurit berkuda yang siap berperang. Dia juga membenarkan kuda lumping erat dengan sisi mistis saat para pemainnya kesurupan. Menurutnya hal tersebut terjadi karena ada roh leluhur yang tak terurus masuk ke tubuh pemain kuda lumping.

“Kadang memang ada leluhur datang, minta air, minta jajan pasar, pinjam raga yang jadi (kesurupan). Ini bukan jin, bukan setan, tapi leluhur yang tidak terurus,” katanya. (adv)

editor: ricky fitriyanto

Tinggalkan Balasan