BLORA, beritajateng.tv – Suasana rumah keluarga korban pengeroyokan di Karaoke Blora. Tepatnya di Kecamatan Banjarejo, Kabupaten Blora, Jawa Tengah masih menyisakan kesedihan yang mendalam.
Paska operasi tulang tengkoraknya di rumah sakit Sultan Agung Semarang. Kondisi korban pengeroyokan di Karaoke Blora ini masih belum bisa apa-apa, hanya bisa tiduran di kasur.
Kalau untuk duduk merasa kesakitan. Bahkan kalau ngomong hanya bisa satu dua kata saja.
“Seperti bayi lagi, bisanya hanya bilang moh (tidak). Kata dokter harus diajak komunikasi terus, tapi tidak boleh terlalu berat”, ungkap Selamet, orang tua korban, Rabu (17/5/2023).
Menurut Selamet, pada waktu kontrol, di informasikan untuk pengambilan tulang tengkorak yang titipkan di dalam perut, akan di kembalikan pada pertengahan Juni.
“Oleh dokter di sarankan untuk fisioterapi, juga terapi anggota tubuh bagian kanan. Karena menurut dokter, bahwa kerusakan otak kiri anak saya mempengaruhi organ gerak tubuh bagian kanan. Sehingga sampai saat ini, tangan dan kakinya belum bisa di gerakkan”, jelasnya.
Menunggu proses penyembuhan otak kirinya, karena pada saat pembedahan kata Selamet. Setelah selesai di lakukan pembedahan, kepala anaknya besar sekali.
“Benar kata dokter bahwa otaknya terjadi pembengkakan. Di jelaskan oleh dokter bahwa, karena takut otaknya terjepit tempurungnya. Maka tempurungnya di ambil untuk di simpan dalam perut”, ungkapnya.
Untuk biaya anaknya, menurut keterangan pihak rumah sakit tidak bisa diikutkan ke BPJS karena kasus kriminal. “Jadi biayanya masuknya umum, biaya sendiri”, imbuh Selamet.
Sampai saat ini total biaya yang di keluarkan sudah mencapai Rp. 50 jutaan, di tanggung keluarga korban.
“Dari keluarga pelaku tidak ada kalimat, saya membantu pembiayaan tidak ada, secara lisan”, katanya.
Sebenarnya keluarga tidak mempermasalahkan soal perkelahian yang melibatkan anaknya. Karena di anggap anak muda berkelahi itu hal yang biasa.