“Petugas: ‘sering ya ke luar negeri?’ Saya: ‘ya. Bisa lihat di paspor, Mbak. Dia buka-buka paspor. Petugas: ‘kok sering ke luar. Kerja apa?’ Saya: ‘LSM’ Petugas menengok, tampangnya agak kecut, lalu kembalikan paspor: ‘Silakan’. Saya beberes koper yang sudah dia aduk-aduk,” ujarnya.
Perlakuan Pegawai Bea Cukai Selalu Jadi Sorotan
Perlakuan tidak etis dari ‘oknum’ pegawai di lingkungan Kementerian Keuangan RI juga tidak hanya dirasakan oleh putri Gus Dur itu. Beberapa orang lain juga pernah mendapatkan perlakuan ketus serupa.
Misalnya saja keluhan yang datang dari komika Indonesia, Dodit Mulyanto. Ia mengaku pernah terkena denda pajak senilai lebih dari Rp. 80 juta. Meskipun sudah melayangkan surat permohonan pengurangan denda, tetapi Dodit hanya mendapat penolakan.
Kasus lain juga menimpa warga Indonesia bernama Fatimah Zahratunnisa. Ia mengeluhkan bea masuk dan pajak impor senilai Rp. 4 juta.
Sebelumnya, ia memenangkan kontes menyanyi di Jepang dan mendapatkan piala. Piala tersebut dikirim ke Indonesia. Namun, ia justru harus berhadapan dengan pegawai bea cukai yang justru memintanya untuk membayar pajak.
Meskipun ia berhasil membawa piala tersebut secara gratis, Fatimah menyayangkan sikap pegawai bea cukai tersebut.
Adanya tiga kasus viral yang melibatkan pegawai di lingkungan Kementerian Keuangan ini, Kemenkeu RI melalui Staf Khusus Kementerian Keuangan, Yustinus Prastowo harus menyampaikan kata maaf sebanyak tiga kali dalam satu hari (*).