Scroll Untuk Baca Artikel
Jateng

Lumbung Pangan Belum Berjalan Baik, Dishanpan Jateng: Distribusi Mesti Dikawal Agar Stabil

×

Lumbung Pangan Belum Berjalan Baik, Dishanpan Jateng: Distribusi Mesti Dikawal Agar Stabil

Sebarkan artikel ini
Harga Beras Jawa Tengah | dyah lukisari Ton Beras komoditas
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Tengah, Dyah Lukisari, saat ditemui di Kantor Gubernur Jawa Tengah, Senin, 11 September 2023. (Made Dinda Yadnya Swari/beritajateng.tv)

SEMARANG, beritajateng.tv – Lumbung pangan di Jawa Tengah menjadi sorotan berbagai pihak, lantaran keberadaannya tidak berjalan sesuai dengan keinginan. Dinas Ketahanan Pangan Provinsi (Dishanpan) Jateng mengungkap alasannya.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Jateng, Dyah Lukisari menyebut alasan terbentuknya lumbung pangan bertujuan agar ada kepastian setiap desa tidak kekurangan pangan. Kendati demikian, lumbung pangan yang selama ini berjalan hanya berfokus pada sektor hulunya saja.

“Jadi orientasi lumbung pangan itu hanya ada di hulu saja, seperti diberi bantuan bibit, pupuk, dan alat-alat penggiling padi. Namun lumbung pangan tidak hidup jika hanya mendapat itu, harus ada proses bisnis yang bikin itu hidup,” ujar Dyah melalui sambungan WhatsApp, Senin 30 Oktober 2023 sore.

Menurutnya, masyarakat yang memiliki beras dan gabah tidak terdampingi dengan pembinaan. Sehingga kegiatan lumbung pangan akhirnya hanya berkutat pada simpan pinjam gabah saja.

“Terlebih, simpan pinjam gabah itu sifatnya bisa surut karena kebiasaan masyarakat yang tidak enak untuk menagih,” sambungnya.

Distribusi pangan di Jateng belum terkawal dengan baik

Ia menyinggung eksistensi Jawa Tengah sebagai sentra sekaligus penyangga nasional. Namun sayang, lanjut Dyah, distribusi pangan di provinsi ini belum terkawal dengan baik.

“Jateng itu sentra berbagai macam pangan, tetapi Jateng pula yang sering terombang-ambing ekonominya akibat inflasi, karena aspek distribusinya itu tidak terkawal,” akunya.

BACA JUGA: Waspada Jajan di Sekolah dan Pasar, Makanan Ini Mengandung Boraks dan Formalin

Pasalnya, orang luar Jateng yang berasal dari Jawa Barat dan Jawa Timur kerap membeli pangan dengan jumlah besar. Akibatnya, harga pangan menjadi ikut tidak terkontrol karena terbawa ke luar daerah.

“Bagaimana caranya agar distribusi pangan kita di Jateng aman dan stabil dulu, kemudian setelah stabil baru diperbolehkan untuk terakses dari luar Jateng. Kita tidak boleh menutup diri, karena di daerah lain banyak yang tidak menjadi sentra pangan, kita kan di Jateng itu penyangga nasional dan sentra pangan,” beber Dyah.

Simak berbagai berita dan artikel pilihan lainnya lewat WhatsApp Channel beritajateng.tv dengan klik tombol berikut:
Gabung ke Saluran

Tinggalkan Balasan