“Kemarin pas ada acara di Kota Lama, sempet Bapak Erick Thohir mampir dan beli tasnya. Juga pernah waktu peresmian Pasar Johar kami berkesempatan ngobrol dengan Pak Ganjar, beliau bahkan nggak nyangka tasnya dari kertas dan mengira ini tas dari rotan,” lanjutnya.
Mendapat Dukungan Penuh dari Pemerintah
Melihat peluang bisnis yang berhasil Piliani ciptakan, juga sekaligus sebagai jawaban atas permasalahan limbah koran kertas, tak heran jika ia mendapat dukungan penuh dari pemerintah.
Pemerintah melalui Dinas Perdagangan dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang contohnya. Keduanya secara aktif membantu Piliani mengenalkan Craftonesia kepada masyarakat luas.
“Dari situ mungkin dinas jadi notice, karena produk Craftonesia kan salah satunya solusi limbah kertas, jadinya mereka dukung banget, setiap ada event atau pameran Craftonesia pasti diajak,” ungkap Piliani.
Uniknya, produk tas bikinan Piliani memiliki nama yang ia ambil dari bahasa Sansekerta dan nama lakon wayang. Seperti Abinaya, Arimbi, Dwina, Candramaya, Mina Anjani adalah contoh beberapa nama yang ia gunakan.
“Ini bisa digunakan sendiri dan juga bisa untuk hadiah. Warna tas juga bisa custom, cokelat tua, cokelat muda, abu-abu, putih, dan peach. Bestseller-nya tas Abinaya karena bisa buat cewek dan bisa buat cowok juga,” imbuhnya.
Harga yang Piliani banderol untuk satu buah tas berkisar antara Rp 650 hingga 800 ribu. Bagaimana, Anda berminat? (*)
Editor: Mu’ammar Rahma Qadafi