“Padahal seharusnya Pemilu menjadi sarana integrasi bangsa. Namun faktanya justru memicu perdebatan dan pertikaian mulai dari elit politik sampai masyarakat bawah,” lanjutnya.
Sementara itu, para penyair secara bergantian membacakan puisi yang erat kaitannya dengan kondisi bangsa Indonesia saat ini. Sebut saja salah satu peserta sekaligus seorang penulis Maya Dewi yang membacakan puisi karya K.H Mustofa Bisri (Gus Mus) berjudul ‘Negeriku’.
Begitu juga peserta lainnya. Siti Fatimah yang berusia 73 tahun kerkesempatam membacakan puisi ciptaannya berjudul ‘Kebangsaan’.
BACA JUGA: Gelar “Komite Sastra Goes to School”, Dekase Tumbuhkan Minat Pelajar Cintai Karya Sastra
Menurutnya, sekarang adalah momentum baginya untuk tidak larut dalam hiruk pikuk panasnya Pemilu 2024. Ia menyebut, situasi saat ini harusnya menjadi waktu yang tepat untuk membangun kegembiraan dan menjemput kemajuan Indonesia.
“Kita sastrawan membaca puisi menuangkan isi hati untuk menyampaikan cita-cita bangsa ini,” tuturnya.
Sebagai informasi, kegiatan ini merupakan kolaborasi antara Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Provinsi Jawa Tengah bersama Satupena. Kegiatan itu juga memeriahkan event Book Fair 2024 yang digelar hingga 26 Februari 2024 mendatang.(*)
Editor: Farah Nazila