Presiden Joko Widodo menyampaikan, peluang untuk membangun kawasan industri muncul saat suhu geopolitik memanas pada 2019, yang berakibat pada perang dagang antara Amerika dan China. Selain itu, terjadinya wabah Covid-19 pada tahun 2020.
Pada situasi seperti itu, menurut Jokowi, justru banyak relokasi industri, relokasi pabrik, maupun keinginan membangun industri baru pada negara-negara yang memiliki pertumbuhan ekonomi yang baik. Juga negara yang inflasinya rendah, stabilitas ekonomi bagus, dan stabilitas politik juga bagus.
“Dan saya merasakan itulah Indonesia, yang banyak dilihat dari luar oleh para investor,” paparnya.
Saat itu, pihaknya mengambil keputusan cepat agar tidak kehilangan kesempatan. Yaitu dengan menjatuhkan pilihan membangun kawasan industri di Batang. Tujuannya adalah membuka lapangan kerja seluas-luasnya bagi masyarakat.
“Karena memang kita harus membuka lapangan kerja yang sebanyak-banyaknya bagi rakyat,” katanya.
Dalam kesempatan itu, Jokowi juga meninjau sejumlah pabrik di kawasan tersebut. Meliputi KCC Glass Indonesia, PT Wavin (pabrik pipa plastik), PT Samator Indo Gas, dan PT Yih Quan Foot Wear Indonesia. (*)
Editor: Ricky Fitriyanto