Scroll Untuk Baca Artikel
News UpdatePariwisata

Pelaku Wisata Minta Pemkot Semarang Bantu Pemasaran Desa Wisata

×

Pelaku Wisata Minta Pemkot Semarang Bantu Pemasaran Desa Wisata

Sebarkan artikel ini
Talkshow bertajuk pemulihan pariwisata dan ekonomi kreatif. /Foto: Steve Arie.

Selain soal pariwisata, Iin juga melaporkan secara singkat progres pertumbuhan pendapatan Kota Semarang dari pariwisata. Dia mengatakan, tahun 2020 menjadi tahun terburuk untuk neraca pendapatan Kota Semarang. Namun tahun 2021 sudah mulai ada titik cerah.

“Untuk penerimaan pajak dari pariwisata kami mengalami fluktiasi. 2019 naik, 2020 turun drastis dan 2021 sudah mulai membaik,” tandasnya.

Advertisement
Scroll kebawah untuk lihat konten

Sementara itu, Sapto Adi Sugihartono yang saat ini menjadi Plt Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Semarang menggantikan Iin menegaskan pentingnya kesadaran masyarakat Kota Semarang dalam membangun pariwisata.

“Saya sepakat bahwa di setiap destinasi membutuhkan masyarakat yang sadar pariwisata,” ucapnya.

Sapto menambahkan bahwa masyarakar sadar wisata adalah dia yang mengerti fungsi, kemitraan, danpengembangan produk.

Senada dengan Sapto, pengamat pariwisata asal Universitas Kristen Satya Wacana, Aldi Herindra Lasso Ph D mengatakan kemajuan pariwisata ditentukan dari pelaksanaan lima fungsi, yakni; kemitraan, perencanaan pengembangan produk, pemasaran, seni, dan pengembangan masyarakat.

“Yang paling penting adalah fungsi kemitraan, perencanaan pengembangan produk, pemasaran, seni, dan pengembangan masyarakat,” tandasnya.

“Apabila kelima fungsi ini bisa dilaksanakan, maka Kota Semarang akan memiliki atsmofer pariwisata yang menarik,” imbuhnya.

Menjawab pertanyaan Winarno di atas, Adi mengatakan perlu ada inovasi agar wisata di Kota Semarang tidak monoton.

“Saya jadi ingat 5 tahun yang lalu di PRPP, ternyata sebelum rame-rame metavers bu tita (direktur PRPP) pernah mengundang produsen teknologi besar. Dia memamerkan futuria dengan kacamata tiga dimensi untuk memberikan pengalaman berbeda dalam pariwisata,” ujar Adi mencontohkan.

“Nah wisata-wisata yang memiliki inovasi pasti memiliki daya tarik lebih dibanding tempat hiburan atau wisata biasa,” pungkasnya. (Ak/El)

Tinggalkan Balasan