SEMARANG, beritajateng.tv – Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Jawa Tengah mengungkap jaringan penipuan online lintas daerah yang menggunakan modus penculikan untuk menipu korban. Pelaku diketahui beroperasi dari luar Pulau Jawa, tepatnya di wilayah Sumatera Selatan.
Kombes Pol Dwi Subagio, Direktur Reskrimum Polda Jateng, menjelaskan bahwa pihaknya telah menyelidiki kasus penipuan bermodus penculikan ini secara intensif. Dari penelusuran digital tim siber, polisi berhasil melacak lokasi dan identitas pelaku utama.
“Pelaku ada di luar Jawa, di Sumatera Selatan. Mereka mengaku sebagai polisi dan menakuti korban bahwa sedang aparat cari,” ungkapnya pada Jumat 30 Mei 2025.
BACA JUGA: Nyaris Tertipu Modus Penculikan, Ibu di Semarang Laporkan Anaknya Hilang ke Polisi
Polisi juga mengungkap bahwa skema ini merupakan pengembangan dari modus lama yang kini terkemas lebih agresif dengan ancaman penculikan.
“Modusnya sebenarnya sudah lama, tapi sekarang mereka gunakan pola baru. Mereka menakut-nakuti keluarga korban seolah anaknya diculik,” jelas Kombes Dwi.
Korban terbaru dalam kasus ini adalah SA (20), seorang mahasiswa di Tembalang, Kota Semarang. Pelaku membajak nomor WhatsApp SA dan menghubungi ibunya, IDK, dengan klaim bahwa anaknya telah di culik. Mereka menuntut uang tebusan sebesar Rp 80 juta.
Beruntung, ibu korban tidak menuruti permintaan pelaku. Polisi berhasil menemukan SA dalam keadaan selamat di sebuah hotel di Semarang, sementara pelaku berada di lokasi berbeda.
“Syukurlah tidak terjadi transaksi. Tahun ini juga pernah ada kasus serupa, korbannya juga mahasiswa. Dugaan kuat pelakunya masih satu jaringan,” tambahnya.
BACA JUGA: Mbak Ita Tanggapi Isu Penculikan Anak, Minta Orang Tua Beri Perhatian Lebih
Hingga saat ini, Polda Jateng terus mengembangkan penyelidikan guna mengungkap seluruh jaringan pelaku dan mencegah aksi serupa terjadi kembali.
Polisi mengimbau masyarakat waspada terhadap modus penipuan dengan teknik manipulatif seperti ancaman penculikan dan segera melapor jika menerima pesan mencurigakan. (*)
