Semarang, 4/11 (BeritaJateng.tv) – Satpol PP Kota Semarang membongkar 40-an lapak pedagang yang berdiri liar di kira-kira Pasar Johar, pada Rabu (3/11/2021). Pembongkaran ditunaikan untuk menolong berfungsinya pasar Johar yang udah selesai direnovasi.
Adapun 40-an lapak pedagang yang dibongkar itu yang berdiri di Sepanjang Jalan Inspeksi Damaran dan Jalan Depan Masjid Agung Semarang menuju Kanjengan. Dalam perobohan ini, petugas Satpol PP turut mengambil alih partisi pendukung dagangan seperti tenda, meja, kursi, tratak dan lain lain.
Pembongkaran ini pun tak berjalan mulus gara-gara banyak pedagang yang protes dan bahkan ada wanita tua yang menangis. Namun Satpol PP tegas tetap membongkar lapak, tanpa ada kompromi.
Kepala Satpol PP Kota Semarang Fajar Purwoto SH MM menyatakan pembongkaran ditunaikan lantaran pedagang nekat berjualan padahal sebagian satu} pekan sebelumnya udah pernah ditertibkan.
“Tiga minggu yang lantas kita udah tertibkan area ini. Tapi mereka jadi jualan lagi. Akhirnya kita robohkan,” kata Fajar.
Parahnya lagi, kata dia, area itu diperjualbelikan oleh oknum tak bertanggungjawab kepada warga yang mengidamkan berdagang di lokasi itu.
“Ini nanti bakal aku Laporkan ke Polrestabes Semarang gara-gara ada menjual beli lahan. Saya pastikan ada yang menjual beli lahan disini,” tegasnya.
Pembongkaran ini kata dia, untuk menolong pemfungsian pasar Johar bagi pedagang. Sebab, anggaran untuk perbaikan Pasar Johar menelan dana kira-kira 800 miliar. Sehingga menurutnya, hal ini perlu didukung pedagang.
“ibu ibu pedagang ini memang kesusahan diatur. Saya udah cek empat kali kesini, tetap penuh,” memahami dia.
IA pun mengingatkan para warga dan pedagang supaya tak nekat ulang berdagang di lokasi itu. Sebab, pihaknya, tak segan melakukan tindakan lebih tegas ulang seumpama ada pelanggaran di lantas hari.
“Kalau bandel lagi, nanti dagangan aku angkut semua. Ini kawasan Akses menuju johar, perlu steril berasal dari pedagang. Mall dan kafe saja aku tertibkan, bahkan yang pedagang kecil gini,” tandas dia.
Sementara itu, Muktiah (65) mengaku sedih dengan adanya pembongkaran lapak ini. Sebab, ia mengaku perlu uang untuk menyambung hidup.
“lha jikalau barang diangkut, aku senang dapet apa? Saya berdagang kaki lima udah sejak 34 th. lalu. Saya pernah dijanjikan bisa lapak di Matahari, namun masih nanti th. 2022. Kan masih lama,” kata dia sembari menangis.