“Tadi juga ada yang tidak sempat ikut misa, dengan adanya kegiatan tadi setidaknya memberikan kesan mendalam dalam perayaan Natal tahun ini,” imbuhnya.
Berbagi ke seluruh pasien tanpa memandang agama
Lebih jelas, Probo menyebut bahwa pembagian bingkisan atau kue kering tidak terbatas pada pasien yang beragama Kristiani saja. Namun, seluruh pasien yang berkenan dapat ikut merayakan Natal bersama.
“Tidak melihat apa agama mereka. Semua orang mendapatkan hadiah atau kado Natal meskipun yang dibagi itu tidaklah seberapa. Bahkan tadi ada yang terharu karena tidak bisa merayakan Natal tapi bisa seperti itu. Inilah yang kami lakukan setiap tahunnya,” lanjutnya.
Sementara itu, salah satu wali pasien, Wiwit Widayani mengaku merasa bahagia dan terharu lantaran dapat merayakan Natal meski sedang mengunggu saudaranya rawat inap di RS Elisabeth. Ia pun mengapresiasi RS Elisabeth yang telah memanfaatkan momentum tersebut untuk memberikan surprise kepada para pasien meskipun beda agama.
BACA JUGA: Kunjungi Gereja saat Perayaan Natal, Mbak Ita: Jaga Kondisifitas Hadapi Tahun Politik
“Tidak membedakan dan memperkuat toleransi antar beragama. Di sisi lain juga saling memberikan dukungan dan doa terhadap pasien yang masih terbaring sakit,” katanya.(*)
Editor: Farah Nazila
