“Ini bukan inisiasi Linggajaya aja, tapi rekan-rekan vendor juga support acara ini. Makanya kami sebagai WO di Semarang memprakarsai ini, harapannya temen-temen lain ikutan juga,” harapnya.
Salah satu pengantin, Arinta Dwi Astuti, mengaku bahagia dapat mengikuti nikah massal ini. Awalnya, ia hanya berencana untuk melaksanakan ijab kabul secara sederhana di KUA.
BACA JUGA: ‘Sold Out!’: Pernikahan Bukan untuk Membeli Wanita
“Enggak masalah bareng-bareng, di samping hemat biaya, terus kita juga bisa ketemu para pengantin lain jadi ramai,” ucapnya.
Sementara itu, Kasi Bimas Islam Kemenag Kota Semarang, Sumari, mengapresiasi terselenggaranya nikah massal ini. Menurutnya, mengumpulkan 10 pasang pengantin untuk mengikuti nikah massal bukanlah hal yang mudah.
Sehingga, pihaknya merasa terbantu akan nikah massal yang diprakarsai oleh para penyelenggara pernikahan ini.
“Kami memahami bahwa mencari peserta nikah massal itu suatu hal tidak mudah, sehingga ini suatu perjuangan. Saya berharap di kesempatan-kesempatan lain WO lain bisa menyelenggarakan acara yang sama,” tuturnya. (*)
Editor: Mu’ammar R. Qadafi