Scroll Untuk Baca Artikel
HeadlineHukum & KriminalNews UpdatePeristiwa

Satpol PP Tertibkan Hunian Liar dan PGOT Bermukim Dibawah Jembatan BKB

×

Satpol PP Tertibkan Hunian Liar dan PGOT Bermukim Dibawah Jembatan BKB

Sebarkan artikel ini
Satpol PP Tertibkan Hunian Liar dan PGOT Bermukim Dibawah Jembatan BKB

Semarang, 23/8 (BeritaJateng.tv) – Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Semarang melakukan penertiban hunian liar dan para Pengemis Gelandangan dan Orang Terlantar (PGOT) yang bermukim di bawah jembatan Banjir Kanal Barat (BKB) Semarang, Selasa (23/8).

Penertiban ini dilakukan setelah adanya laporan dari masyarakat tentang hunian liar (bedeng) yang merusak estetika kota.

Terlebih di Banjir Kanal Barat tersebut tengah menjadi sorotan lantaran setiap akhir pekan diselenggarakan event Pasar Apung BKB Semarang.

Setidaknya ada 12 hunian liar di bawah jembatan tak jauh dari Semarang Bridge Fountain.

Kepala Satpol PP Kota Semarang, Fajar Purwoto mengatakan, mendapat laporan dari masyarakat tentang keberadaan hunian liar di kolong jembatan BKB.

Pihaknya langsung berkomunikasi dengan Dinas Sosial (Dinsos) dan Dinas Pekerjaan Umum (DPU) untuk melakukan penertiban.

Pasalnya, selain melanggar peraturan daerah (perda), hunian liar tersebut dinilai mencoreng brand Pasar Apung yang belum lama ini diresmikan oleh Wali Kota Semarang dan digelar di BKB setiap pekan.

“BKB kan tiap Minggu untuk Pasar Apung. Di sisi lain, kami dapat laporan dari masyarakat ada hunian liar di sini. Kami ingin brand BKB sebagai Pasar Apung ini bersih,” ucap Fajar.

Fajar menjelaskan, Perda Nomor 5 Tahun 2017 tentang Ketertiban Umum Pasal 7 Ayat G menyebutkan memanfaatkan ruang terbuka untuk tempat tinggal baik permanen maupun semi permanen di jalan, jembatan, ataupun jalan layang tidak diperbolehkan.

Pihaknya tidak memberikan kompromi terhadap mereka yang memanfaatkan jembatan BKB sebagai hunian. Jika tidak dilakukan penertiban, keberadaan hunian liar bisa semakin menjamur.

“Kami menertibkan tanpa kompromi. Lurah camat saya ajak untuk tertibkan. Sehingga, apa yang disampaikam Pak Wali terkait Pasar Apung akan membuat pengunjung nyaman,” ujarnya.

Menurutnya, warga yang tinggal di kolong jembatan tersebut mayoritas adalah warga luar kota yang bekerja sebagai pemulung.

Simak berbagai berita dan artikel pilihan lainnya lewat WhatsApp Channel beritajateng.tv dengan klik di sini.

Tinggalkan Balasan