Diskusi ini di anggap penting untuk memberikan wawasan kepada pengambil keputusan dan pemerintah daerah regarding transportasi publik sebagai kebutuhan pokok yang berkontribusi pada peningkatan kualitas hidup masyarakat.
“Efisiensi mobilitas di perkotaan sangat penting, terutama dengan prediksi peningkatan populasi urban hingga 65 persen. Jika bonus demografi tidak dikelola dengan baik, maka akan berdampak pada perekonomian,” ujarnya.
Tatan juga menyoroti bahwa transportasi yang memenuhi kebutuhan masyarakat harus memiliki aksesibilitas yang baik, jangkauan layanan yang menyeluruh, serta kenyamanan dan ketepatan waktu.
“Salah satu kelemahan angkutan umum di Indonesia adalah ketepatan waktu. Namun, dengan kemajuan teknologi, kini tersedia informasi penumpang waktu nyata yang membantu masyarakat mengetahui kapan angkutan umum tiba,” jelasnya.
Di akhir seminar, Tatan Rustandi menekankan bahwa transportasi publik mampu mengubah peradaban suatu kota. Dia mencontohkan bahwa di Jakarta, tidak ada kebiasaan makan atau minum di angkutan umum, yang menunjukkan perhatian terhadap kebersihan dan keamanan.
“Untuk menciptakan kondisi ini, pemerintah perlu hadir dalam bentuk subsidi, investasi, atau kolaborasi,” pungkasnya.
Dengan seminar ini, harapannya dapat tercapai solusi terbaik untuk transportasi umum yang mendukung mobilitas masyarakat sekaligus berkelanjutan. (*)
Editor: Elly Amaliyah