Antusiasme pada tiap acaranya juga membludak. Hal itu tentu merupakan kabar gembira bagi Dandhy.
Menurutnya, banyaknya nonton bareng (nobar) dan diskusi bahkan setelah Pemilu membuktikan tak sedikit masyarakat yang menolak hasutan bahwa film buatannya hanya untuk kepentingan elektoral.
Berkaca dari kesuksesan film Sexy Killers tahun 2019 lalu, kata Dandhy, meski Pemilu telah berakhir, jumlah penonton film itu malah terus tumbuh. Dari 7 juta hingga kini mencapai 37 juta.
“Artinya ada 30 juta viewer yang rasional dan menganggap film ini tidak ada kaitan dengan Pemilu dan mungkin hanya sedikit orang yang berusaha membuat propaganda bahwa Sexy Killer adalah film politik tentang Pemilu,” katanya.
BACA JUGA: Tanggapi Soal Hak Angket untuk Selidiki Kecurangan Pilpres, Gibran: Matur Nuwun, Pak Ganjar
Demikian pula dengan film yang sempat viral tersebut. Dandhy percaya jumlah penonton film tersebut akan terus bertambah hingga 5 sampai 10 tahun kedepan. Walaupun mendapat anggapan sebagai film yang mendiskreditkan salah satu paslon.
“Dan film ini mudah-mudahan menjadi momok bagi siapapun yang terpikir untuk mengulang kecurangan yang sama,” pungkasnya.(*)
Editor: Farah Nazila