Apalagi, ada keterangan jika penumpang mobil yang semuanya diduga anggota kemudian polisi ikut turun untuk buang air kecil juga.
“Kan aneh ini, ngapain polisi dari Yogyakarta jauh-jauh kesini buang air kecil bersama sama? Jelas janggal,” paparnya.
Cari saksi dan bukti penganiayaan polisi terhadap Darso
Lebih lanjut, pihak keluarga kini tengah menyiapkan bukti-bukti terkait penganiayaan Darso oleh oknum polisi itu. Termasuk mencari saksi kunci yang kemungkinan besar melihat langsung insiden penganiayaan itu.
“Ada saksi yang melihat itu, dia naik motor, sehingga tidak begitu jelas adanya pemukulan, hanya melihat korban yang saat itu bersama beberapa orang dengan mobil Avanza hitam itu,” bebernya.
Selain itu, Antoni juga sempat melayangkan surat kuasa terkait penganiayaan dan pengeroyokan kepada salah satu terduga pelaku pada 23 Desember lalu. Sejak itu, Antoni berkomunikasi intens dengan terduga pelaku dan ia tidak pernah membantah tuduhan penganiayaan dan pengeroyokan itu.
BACA JUGA: Baper Gegara Komenan Netizen, Oknum Polisi Ini Challenge Tembak Kaki, Auto Viral di Medsos
Meski begitu, Antoni memastikan jika keterangan Polresta Yogyakarta soal tidak adanya penganiayaan bisa sepenuhnya terbantahkan. Sebab, ada uang duka sebesar Rp25 juta yang anggota Satlantas berikan.
Menurutnya, jika memang polisi tidak melakukan penganiayaan, mereka tidak akan memberikan uang duka sebesar itu.
“Uang Rp25 juta itu bukan uang yang kecil untuk anggota Satlantas dalam rangka takziah, uang duka. Ini kan aneh,” tandasnya. (*)
Editor: Farah Nazila