Terlebih, kata NHS, pembahasannya secara tertutup dan tak berlangsung di Gedung DPR RI sebagaimana mestinya.
“Kenapa sih tidak secara deliberatif bahas secara terbuka, bareng-bareng, bahwa mereka bilang kan terbuka. Orang di hotel kok, lalu kedatangan Koalisi Masyarakat Sipil kok mengusir. Kalau terbuka kan ada di DPR gitu. Kenapa tidak di DPR RI?” ucapnya.
Belum lagi rapat itu berlangsung di hotel bintang 5, di tengah gencaran efisiensi yang selalu Presiden Prabowo Subianto bicarakan.
BACA JUGA: Geger DPR RI Gelar Rapat RUU TNI di Hotel Mewah, Pengamat Adi Prayitno: Efisiensi Sekadar Jargon
“Berkali-kali dan sudah Presiden lakukan kan, menyuruh melakukan efisiensi. Kata-kata efisiensi kan tidak terbukti setelah kemudian ternyata di Hotel Fairmont itu rapatnya,” tegas NHS.
Mantan Ketua Bawaslu RI itu tak henti-hentinya menegaskan supremasi sipil adalah hal yang paling penting.
“Yang penting itu sebenarnya supremasi tetap sipil. Keterlibatan tentara di luar perang itu jika diminta oleh alat keamanan, namanya Polri, itu saja. Di luar itu tidak lazim dalam struktur yang ada,” pungkas NHS. (*)
Editor: Mu’ammar R. Qadafi
Respon (2)