Yang pertama, Agung BM menilai es teh merupakan simbol dari ekonomi kreatif berbasis kerakyatan. Menurutnya, nyaris di tiap jalan di Kota Semarang terdapat pedagang es teh.
“Kreativitas di masyarakat UMKM yang harus kita dorong dan apresiasi. Kemudian kita beli agar bisa naik omzet dan memperbesar usahanya. Sehingga, mudah-mudahan menjadi percontohan bagi pembeli,” imbuhnya.
BACA JUGA: Awas! Ini Bahaya Konsumsi Es Teh Berlebihan saat Cuaca Panas, Bisa Timbulkan Penyakit Kronis
Lebih lanjut, alasan kedua adalah, krisis ekonomi yang sekarang terjadi membuat semua pihak harus bahu membahu membantu para UMKM, salah satunya dengan membeli es teh. Harapannya, kata Agung, pemecahan rekor ini bisa berbagi dengan masyarakat dan menjadikan program minum es teh terealisasi dengan baik.
Terakhir, Agung BM sendiri memang mengusung jargon ‘Nge-Es Teh Sik Ben Adem’ dalam kampanye-kampanyenya. Maka dari itu, Rekor Minum Es Teh dengan peserta dan titik terbanyak ia harapkan mampu membuat situasi masyarakat menjadi lebih adem.
“Suasana politik sedang panas-panasnya sehingga kita harus menjaga persatuan. Dan lebih penting, Indonesia harus tetap bersatu, kokoh dengan cara adem, sabar dengan sebuah ambisi,” tandasnya. (*)
Editor: Mu’ammar Rahma Qadafi