Terbaru, Ita mengungkapkan tengah menyiapkan program daycare khusus stunting bernama Rumah Pelita (Rumah Penanganan Stunting Lintas Sektor Bagi Baduta).
“Kami mentargetkan untuk ibu-ibu yang anaknya stunting karena pola asuh, yakni ibu-ibu pekerja,” ungkap Ita.
Pilot projectnya sendiri akan dimulai dari Kecamatan Semarang Barat dan ke depan akan dibangun di 47 kelurahan dengan sejumlah fasilitas seperti pendampingan psikologis serta menu makan khusus baduta stunting.
Sementara itu, Kepala Perwakilan BKKBN Jateng Widwiono mengungkapkan jika capaian penurunan angka stunting di Kota Semarang hingga 10,9 persen adalah hal yang spektakuler. “Saya tahu persis 10,9 persen ini tidak ujug-ujug. Hebatnya, Kota Semarang sudah jauh ke depan dengan melakukan kegiatan day care khusus untuk stunting,” puji Widwiono.
Hal senada juga diungkapkan Kepala BKKBN pusat Hasto Wardoyo yang hadir dalam forum di Hotel Santika tersebut. Menurutnya Wali kota Semarang menunjukkan komitmen dengan berhasil membuat sejumlah program inovatif.
“Bu Wali tidak hanya memberikan contoh best practise membuat menu makanan, namun juga membuat kebijakan yang luar biasa,” pungkas Hasto. (*)
Editor: Elly Amaliyah