SEMARANG, beritajateng.tv – Menjelang perayaan Tahun Baru Imlek, klenteng atau vihara menjadi tujuan bagi banyak pengunjung, termasuk di Kota Semarang. Mereka umumnya datang ke klenteng untuk bersembahyang.
Namun, tidak sedikit pula yang sengaja berkunjung untuk menikmati pertunjukkan khas Imlek.
Di Kota Semarang sendiri, mungkin banyak masyarakat yang sudah tau jika klenteng tertua adalah Klenteng Sam Poo Kong. Klenteng yang juga masyhur sebagai klenteng agung itu konon berdiri sejak tahun 1401.
Menurut sejarah cikal bakalnya, Klenteng Sam Poo Kong berdiri setelah armada Laksamana Cheng Ho dari Cina berlabuh di pantai Semarang.
Dulunya, klenteng ini berfungsi sebagai tempat persinggahan Laksamana Cheng Ho atau juga dikenal dengan nama Sam Poo selama di Kota Semarang.
Seiring berjalannya waktu, tepatnya pada zaman kolonial Belanda, orang-orang Tionghoa yang awalnya bermukim di daerah Sam Poo Kong kemudian dipindahkan ke kawasan yang sekarang dikenal dengan sebutan Pecinan.
Sejak saat itulah orang-orang Tionghoa mulai mendirikan klenteng-klenteng baru di Pecinan sehingga mereka dapat melaksanakan ibadah dengan mudah.
Klenteng tertua di Kawasan Pecinan Semarang
Lalu, klenteng manakah yang pertama kali dibangun di Kawasan Pecinan?
Pemerhati Sejarah Kota Semarang, Johanes Christiono, menuturkan, Klenteng Tay Kak Sie yang sering kali menjadi pusat kegiatan keagamaan ternyata bukanlah klenteng pertama yang dibangun di Kawasan Pecinan.