Lebih lanjut, dari 9 indikator lingkungan, keadaan bumi saat ini tidak memenuhi 6 indikator di antaranya. Agus bahkan menyebut manusia sudah tidak bisa adaptasi lagi dengan keadaan bumi lantaran telah melampui kemampuan manusia untuk beradaptasi.
“Kita sudah tidak ada lagi di era di pemanasan global, tapi era pendidihan global. Kita sudah tidak ada lagi waktu,” tekannya.
Transisi energi dengan hati-hati
Ia lantas menyebut salah satu langkah yang bisa dilakukan adalah transisi energi. Sebab, salah satu alasan kerusakan lingkungan adalah pemakaian energi berbasis fosil.
Namun, ia menekankan bahwa proses transisi energi harus dilakukan secara adil. Hal tersebut karena transisi energi dapat menimbulkan korban, terutama pada pendapatan pekerja dan rumah tangga.
Apalagi, bagi tiga provinsi seperti Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, dan Sumatera Selatan yang merupakan penghasil batu bara terbesar di indonesia. Kehilangan industri batu bara di tiga provinsi tersebut akan berdampak besar pada pertumbuhan ekonomi di daerahnya.
BACA JUGA: Targetkan Emisi Nol Karbon pada 2060, Pemerintah Pertimbangkan Hidrogen dalam Transisi Energi Bersih
“Transisi energi akan menghasilkan green job yang lebih banyak daripada pekerjaan yang ada saat ini, tapi transisi itu harus difasilitasi, re-training, expertisenya harus ditambah,” sarannya.(*)
Editor: Farah Nazila