Sementara itu, Ketua KPU Jateng Paulus Widiyantoro yang menajdi narasumber dalam seminar kebangsaan itu juga mewanti-wanti peserta untuk tidak golput sebagai poin utama.
Bahkan, ia mengutip istilah latin ‘minus malum’ atau memilih yang paling sedikit keburukannya, jika tak ada pasangan calon yang pemilh rasa pas.
“Mana kala mereka apatis, tidak melihat ada calon sesuai dengan (kehendak) mereka, pakailah istilah minus malum atau pilihlah yang terbaik di antara yang terburuk,” ucap Paulus saat beritajateng.tv temui usai mengisi seminar kebangsaan.
Potensi suara besar Gen Z dalam Pemilu 2024
Paulus mengapresiasi Jambore Kebangsaan Mengawal Pemilu Damai yang Badan Kesbangpol Jateng gelar. Terlebih, peserta yang merupakan milenilal dan Gen Z tidak bisa lepas dari media sosial. Baginya, media sosial bisa menjadi senjata ampuh dalam merusak kondusivitas Pemilu.
“Ada 62 persen milenial dan GenZ sebagai pemilih di Jateng, ini kan potensi yang sangat luar biasa. Apalagi informasinya dengan sekarang ada medsos, itu sasaran luar biasa. Mereka akan diserang lewat medsos. Kalau gak disipakan, kasihan proses mereka dalam menghadapi proses Pemilu yang sangat luar biasa ini,” bebernya.
Paulus juga menilai antusiasme kalangan muda dalam menghadapi Pemilu 2024 sangat besar. Terbukti dari kunjungan ke institusi pendidikan, baik universitas maupun sekolah, yang mana ia mengaku KPU beroleh sambutan dan animo luar biasa.
“Ini juga saya melihat dari mereka, cara berinteraksi tadi juga antusias. Kita kunjungan ke perguruan tinggi dan sekolah, itu antusiasnya tinggi,” pungkas Paulus. (*)
Editor: Mu’ammar Rahma Qadafi