“Namanya tempat ibadah auranya positif, bisa menjadi kekuatan buat dia untuk berani tampil. Jadi dari berbagai unsur boleh berusaha. Bukan cuma sekedar orasi tapi mereka memang berusaha mohon restu dari berbagai unsur agama,” tambahnya.
Etnis Tionghoa kini semakin banyak yang berpolitik
Lebih lanjut, Andre sendiri mengakui jika saat ini, masyarakat beretnis Tionghoa semakin leluasa dalam berpolitik. Hal itu terbukti dari semakin banyaknya etnis Tionghoa yang maju sebagai caleg, baik tingkat kabupaten/kota, provinsi, hingga nasional.
Hanya saja, selama ini belum banyak anggota dewan yang membawa perubahan signifikan terhadap etnis Tionghoa.
“Sebetulnya saya tidak merasakan apa-apa, tidak ada perubahan. Misal bantuan, mungkin mereka menganggap klenteng suka bagi-bagi jadi ngapain dikasih bantuan, jadi untuk keberadaan support dari pemerintah, DPRD, sampai sekarang belum,” tuturnya.
Ia pun berpesan kepada para caleg khususnya dari etnis Tionghoa agar tidak hanya menebar janji-janji belaka. Apalagi menurutnya, caleg yang belum pernah duduk di legislatif cenderung gampang lupa terhadap janji-janji selama kampanye.
“Semoga mereka bisa membawa aspirasi rakyat, jadi bukan cuma sekadar ngasih janji, ngasih bingkusan, tapi saat sudah jadi malah sok sibuk di parlemen. Ingetlah yang di bawah ini,“ tandasnya.(*)
Editor: Farah Nazila