SEMARANG, beritajateng.tv – Empat hari jelang Idul Adha, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakkeswan) Provinsi Jawa Tengah pastikan tak ada ternak yang terjangkit antraks di seluruh wilayah Jawa Tengah.
Sejauh ini, Kepala Disnakkeswan Provinsi Jawa Tengah, Agus Wariyanto, menyebut kasus antraks baru ditemukan di D.I. Yogyakarta. Menurut Agus, dalam hal pemilihan hewan ternak untuk kurban, perlu mewaspadai penyakit hewan yang menular pada manusia, zoonosis, termasuk antraks.
“Penyakit menular kepada manusia itu harus kita waspadai, tetapi di Jawa Tengah tidak ada antraks. Ada penemuan penyakit antraks di sana, di daerah-daerah selatan (D.I. Yogyakarta dan sekitarnya),” ungkap Agus, Kamis, 13 Juni 2024.
Meskipun pihaknya telah memastikan tak ada temuan antraks di Jawa Tengah, Agus menegaskan masyarakat mesti meningkatkan kewaspadaan. Utamanya, dalam memilih hewan kurban yang akan disembelih.
BACA JUGA: Presiden Jokowi Bakal Sholat Idul Adha di MAJT Semarang: Kurban 1 Sapi Limosin, Bobotnya 1,23 Ton!
“Manusia dapat tertular bakteri antraks melalui luka terbuka, menelan daging, dan menghirup spora antraks. Namun, Jawa Tengah ini aman. Tetapi di lapangan mohon kesadaran dari masyarakat, kalau memang itu terdeteksi harus waspada,” jelasnya.
Menggandeng Direktorat Jenderal Peternakan Kesehatan Hewan di bawah naungan Kementerian Pertanian, Disnakkeswan Jawa Tengah terus melakukan pengawasan terhadap penyakit antraks yang bisa saja menjangkit hewan kurban.
Agus menyebut, pengawasan itu ia lakukan dengan surveillance melalui Balai Besar Veteriner di Wates, Yogyakarta.
“Istilahnya itu deteksi dini. Kalau [hewan ternak] itu positif [antraks], langsung kita ambil tindakan,” jelasnya.
Rutin lakukan sidak, Agus beberkan ciri hewan kurban yang mencurigakan
Lebih lanjut, Agus menyebut, pihaknya rutin melakukan inspeksi dadakan (sidak) di sejumlah titik lapak peternak serta pasar hewan di Jawa Tengah.