SEMARANG, beritajateng.tv – Kasat Reskrim Polrestabes Makassar AKBP Devi Sujana mengungkap perjalanan dramatis penangkapan jaringan penjualan anak Bilqis.
Dalam podcast bersama Denny Sumargo, Devi menceritakan bagaimana polisi berpacu dengan waktu karena takut sang anak menjadi korban kejahatan lebih berat, termasuk penjualan organ.
Setelah pelaku pertama, Sri, ditangkap, polisi mendapat informasi penting: ia dijemput oleh seseorang yang mengaku datang dari Jakarta. Penjemput itu datang pada malam hari dan langsung membawa Sri menuju Jambi.
“Dari Makassar, Jakarta, Jambi. Connecting terus. Hari itu juga kita lakukan pelacakan,” ungkap Devi.
Pergerakan itu membuat polisi menyiapkan operasi lintas daerah. Devi segera mengumpulkan tim Jatanras, termasuk personel berpengalaman, Nasrullah, yang meski sudah berpindah ke Polsek PAK, diminta kembali membantu karena keahliannya.
BACA JUGA: Begini Tampang Pelaku Penculikan Anak di Semarang, Ternyata Tukang Cukur di Ngaliyan
Devi mengakui bahwa timnya sempat cemas. Banyak isu beredar mengenai perdagangan organ, penjualan anak ke luar negeri, hingga penyiksaan.
“Ini masalah kemanusiaan. Kita dikejar waktu. Takutnya anak ini dijual organnya atau dibawa ke luar negeri. Makanya kita harus cepat bergerak,” ujar Devi.
Polisi bergerak maraton tanpa jeda untuk memastikan Bilqis segera ditemukan dalam keadaan selamat.
Pelaku Lari ke Sukoharjo Setelah Mengantar Anak ke Jambi
Saat tim polisi mendekati Jambi, pelaku kedua justru kembali bergerak. Setelah mengantar Bilqis ke Jambi, pelaku langsung kabur menuju Sukoharjo, Jawa Tengah.
“Anggota sudah ke Jakarta, lalu mundur ke Sukoharjo. Kita kejar terus,” kata Devi.
Tim Jatanras Makassar kemudian bertolak ke Sukoharjo bersama Paula, Pak Supri, dan dua anggota lainnya. Operasi itu mendapat bantuan penuh dari:












