BANJARNEGARA, beritajateng.tv – Video rumah rusak dan terbengkalai di Dusun Genting, Desa Grogol, Kecamatan Pejawaran, Banjarnegara, yang viral di media sosial akhirnya mendapat tanggapan resmi dari pemerintah desa. Kepala Desa Grogol, Alik Sandra, angkat bicara dan meluruskan informasi yang beredar luas tersebut.
Sebelumnya, unggahan akun Instagram @infocepatbanjarnegara memicu kehebohan warganet setelah menampilkan kondisi rumah di Banjarnegara itu tak layak huni dan konon tidak mendapatkan bantuan pemerintah selama dua tahun.
Rumah itu diketahui milik Suhut, warga Dusun Genting RT 07 RW 03, yang lokasinya berada tepat di sebelah Musala Al Hikmah.
Unggahan tersebut langsung banjir komentar netizen yang mempertanyakan kepedulian pemerintah desa serta keakuratan pendataan penerima bantuan sosial. Bahkan, beberapa komentar menuding adanya bantuan yang tidak tepat sasaran.
BACA JUGA: Viral Driver Ojol Semarang Dapat Order Fiktif Ratusan Ribu, Akun Pelaku Langsung Banned
Namun, Kades Grogol Alik Sandra menyatakan bahwa rumah tersebut tidak rusak karena bencana melainkan karena sudah lama tidak berpenghuni. Ia menegaskan bahwa bangunan tersebut kini berstatus warisan dan tengah menunggu pembagian ahli waris.
“Rumah milik Pak Suhut itu memang sudah lama kosong dan tidak ditempati. Karena tidak ada perawatan, atap dan struktur bangunannya menjadi rapuh dan akhirnya ambruk. Bukan karena bencana angin seperti yang di sebutkan,” ujar Alik Sandra, Rabu , 14 Mei 2025.
Ia juga menjelaskan bahwa selama ini pihak desa terus mendata dan menyesuaikan kondisi riil warga yang membutuhkan bantuan perbaikan rumah. “Kami selalu terbuka terhadap laporan warga, tapi juga butuh data valid dan proses verifikasi agar bantuan tepat sasaran,” lanjutnya.
Sementara itu, Agung, anak dari pemilik rumah, mengatakan bahwa kerusakan bangunan terjadi setelah angin kencang menerjang wilayah tersebut awal 2024 lalu.
Karena rumah tak lagi layak huni, keluarganya kini tinggal sementara di rumah kerabat yang kosong. Namun, pemilik rumah tersebut akan segera kembali dari perantauan, membuat keluarganya kini kebingungan mencari tempat tinggal.
Agung juga menyebut kondisi ekonominya tidak memungkinkan untuk memperbaiki rumah secara mandiri, mengingat ia hanya bekerja sebagai buruh pencari rumput untuk pakan ternak milik orang lain.
“Kami benar-benar berharap ada bantuan dari pemerintah. Kalau harus memperbaiki sendiri, kami tidak sanggup,” ujarnya haru.