Scroll Untuk Baca Artikel
Jateng

Sambut Hangat Biksu Thudong, Warga Ambarawa Tabur Bunga

×

Sambut Hangat Biksu Thudong, Warga Ambarawa Tabur Bunga

Sebarkan artikel ini
Biksu Thudong di Ambarawa
Warga menyambut Biksu Thudong di Ambarawa. Senin (29/5/2023). (Arie Budi Kristanto/beritajateng.tv).

SEMARANG, beritajateng.tv – Ribuan warga berhamburan berbaris di pinggir jalan untuk menyambut Biksu Thudong yang telah sampai di Ambarawa, Kabupaten Semarang. Senin (29/5/2023) petang.

Rombongan 32 Biksu Thudong yang datang dari Thailand dan berbagai negara lainnya itu, sampai ke Ambarawa. Mereka mendapat sambutan hangat sejak dari titik awal sampai di wilayah Kabupaten Semarang untuk menuju ke Candi Borobudur untuk merayakan hari raya Waisak, pada 4 Juni 2023 mendatang.

Advertisement
Scroll kebawah untuk lihat konten

Salah satu warga Tuntang, Kabupaten Semarang, Supini (50th) merasa tidak sabar untuk bisa bertemu dengan para Biksu Thudong di titik singgah di Ambarawa, tepatnya di Patung Dr Cipto Mangunkusumo, Jalan Jenderal Sudirman, Ambarawa, Kabupaten Semarang.

“Engga sabar saya ingin bertemu para orang-orang suci Bhikkhu ini. Saya dan kami semua di sini umat Budha. Tentunya merasa senang karena ini kali pertama para orang suci ini singgah di Ambarawa,” katanya saat sedang menabur bunga di jalan.

Umat Buddha Bersuka Cita Menyambut Biksu

Sebagai informasi, para umat Buddha yang berkumpul menyambut para Biksu Thudong ini datang tidak hanya dari Ambarawa saja. Tetapi mereka datang juga dari Tuntang, Kopeng, bahkan dari Kabupaten Temanggung, berkumpul bahagia menyambut para Bhikkhu Thudong itu.

Thudong sendiri merupakan sebuah ritual keagamaan para bhante yang dilakukan dengan berjalan kaki dengan jarak tempuh ribuan kilometer. Dan jika dirunut artinya dari bahasa Pali, thudong berasal dari kata dhutanga, yang memiliki arti keras. Dan latihan ini, dilakukan para bhante sebagai bentuk perintah sang Buddha, yakni 13 praktik pertapaan.

Dalam menjalani ritual ini, bukan bhante atau biksu biasa yang mampu menjalani ritual thudong setiap tahun dalam sekitar 4 bulan perjalanan.

“Biksu ini mereka luar biasa, dan panutan bagi kami umat Buddha, karena mereka berjalan sembari menjalankan Atasila atau berpuasa. Selain itu mereka juga membawa misi Dama atau berarti damai untuk semua umat dan tidak hanya umat Buddha saja tapi semua umat,” ungkap Supini kepada awak media.

Tinggalkan Balasan