SEMARANG, beritajateng.tv – Tidak hanya dilaporkan atas kasus kekerasan seksual terhadap santriwati, seorang pimpinan pondok pesantren (ponpes) di Kota Semarang, BAA, juga dilaporkan atas kasus penipuan.
Hal tersebut sebagaimana terungkap oleh Slamet Prihadi, salah satu mantan jamaah dari ponpes yang pelaku kelola. Kepada awak media, Slamet mengaku mengalami kerugian lebih dari Rp130 juta.
“Satu tahun yang lalu itu (kerugian) Rp100 juta. Terus kerugian lain biaya anak saya pondok, total saya kemarin Rp30 juta,” ungkapnya saat konferensi pers di Kantor AJI Semarang, Rabu, 6 September 2023.
Lebih jelas, Slamet mengatakan bahwa pelaku melakukan penipuan berkedok investasi di lembaga keuangan Baitul mal wat tamwi (BMT) Khasanah yang pelaku kelola. Saat itu, kata Slamet, para jemaah ponpes diminta untuk menggalang dana yang kemudian disimpan di BMT Khasanah.
BACA JUGA: Konon Lakukan Kekerasan Seksual, Begini Modus Pimpinan Ponpes di Semarang Lecehkan 6 Santriwati
Tak berhenti di kekerasan seksual terhadap santriwati, pelaku juga memperdaya jamaah sendiri
Pelaku juga mengiming-imingi jamaah bahwa dana yang terkumpul akan digunakan untuk biaya perjuangan termasuk membangun pesantren dan menyantuni anak yatim. Selain itu, ada juga beberapa jamaah yang menabung di BMT Khasanah.
“Ada teman-teman yang nabung di BMT Khasanah minta uang kembali, ternyata BMT Khasanah kasnya kosong. Terus pelaku tadi menghubungi saya dan beberapa jamaah lain untuk mencarikan dana menggantikan jamaah tadi,” lanjut Slamet.
Slamet yang saat itu masih percaya akan pelaku kemudian membantu mencarikan dana. Ia bahkan menggadaikan sertifikat rumahnya ke bank. Namun, pelaku malah memblokir kontak Slamet setelah Slamet mentransfer sejumlah uang kepada pelaku.