Scroll Untuk Baca Artikel
Derap Nusantara

Tingkat Resiliensi Ekonomi Indonesia Tinggi, Optimisme Pertumbuhan Muncul Jelang Tahun Politik

×

Tingkat Resiliensi Ekonomi Indonesia Tinggi, Optimisme Pertumbuhan Muncul Jelang Tahun Politik

Sebarkan artikel ini
resiliensi ekonomi indonesia
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia (UI), Teguh Dartanto. (Foto: ant)

DEPOK, beritajateng.tv – Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia (UI), Teguh Dartanto, meyakini bahwa kondisi resiliensi ekonomi Indonesia yang tinggi membuat target pertumbuhan yang pemerintah tetapkan tahun ini optimistis tercapai.

“Beberapa tahun terakhir tantangan ekonomi begitu besar. Seperti krisis akibat pandemi Covid-19 hingga ancaman resesi global. Namun dia menilai ekonomi Indonesia relatif resilien,” ujar Teguh di Kampus UI Depok, Rabu (21/6/2023).

Advertisement
Scroll kebawah untuk lihat konten

Teguh menjelaskan bahwa meskipun dampaknya terhadap ekonomi ada, namun tidak terlalu besar dan masih dapat ditangani dengan baik. Menurutnya, kondisi tahun ini juga hampir sama dalam konteks tersebut.

“Indonesia saya yakin relatif resilien terhadap berbagai guncangan. Karena memang kita kebijakan prudensialnya cukup bagus terkait dengan kebijakan makro,” ujarnya dengan penuh optimisme.

Sementara itu, pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi pada kisaran 4,5 persen hingga 5,3 persen tahun ini. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa pertumbuhan ekonomi pada kuartal I/2023 mencapai 5,03 persen, sedikit lebih tinggi daripada periode yang sama tahun lalu yang mencapai 5,01 persen.

Menurut Teguh, target pertumbuhan sebesar 5 persen merupakan target moderat yang optimistis tercapai berkat tingkat resiliensi ekonomi domestik Indonesia. Namun, ia juga menekankan bahwa tantangan dari dalam negeri menjelang tahun politik 2024 perlu kita waspadai.

BACA JUGA: Gaungkan Ekonomi Sirkular, Pemprov Jateng Yakini Bisa Jadi Trendsetter

Resiliensi Ekonomi Indonesia di Tengah Tahun Politik

Selain itu, dalam upaya mengatasi risiko tersebut, pemerintah dapat memanfaatkan peluang ekonomi di tengah tahun politik dengan memacu sektor-sektor potensial. Salah satu contohnya adalah industri tekstil, yang mengalami penurunan permintaan dari luar negeri akibat resesi global.

Tinggalkan Balasan