“Anak-anak dipersiapkan agar bisa punya sense, kalau ada orang yang datang dengan cara-cara grooming, mancing-mancing, kasih uang, kasih pujian, dan lain-lain tapi arahnya lain, harus bisa membedakan,” tambahnya.
Pencegahan kekerasan seksual juga memerlukan kehadiran negara
Selain itu, lanjut Hotmauli, budaya dalam masyarakat turut ikut andil dalam pencegahan kekerasan seksual pada anak. Bahkan, menurutnya, masyarakat memegang peranan penting untuk menciptakan suasana yang aman khususnya terhadap anak.
“Masyarakat punya peranan besar untuk menyadarkan anak-anak atas sesuatu yang bahaya atau tidak, termasuk untuk saling jaga utamanya dalam ranah publik,” jelas Hotmauli.
Di sisi lain, negara yang terwakili oleh pemerintah dan pihak aparat juga ikut berperan sesuai kewajibannya yaitu melalui pembentukan aturan serta penindakan terhadap pelaku.
Hotmauli menyampaikan, bahwa hak perempuan dan anak itu adalah hak asasi yang wajib negara lindungi. Maka dari itu, negara diwajibkan kehadirannya dalam mencegah kekerasan seksual pada anak.
“Pemerintah baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah harus bisa memastikan pemenuhan hak asasi. Negara harus memastikan kehadirannya untuk bisa menjamin pemenuhan hak asasi pada perempuan dan anak khususnya,” tegasnya.(*)
Editor: Farah Nazila