Sementara itu, pihak PDAM juga telah memberikan pernyataan terkait penemuan mayat di Reservoir Siranda. Direktur Utama PDAM Tirta Moedal Semarang, Yudi Indardo, mengatakan bahwa korban menerobos lewat pagar samping.
“Sebenarnya pagar-pagarnya tergembok rapi sehingga pada saat polisi masuk juga pagarnya masih terkunci. Itu pun harus nunggu kunci gembok dari kami. Posisinya, korban ini menerobos lewat pagar samping,” katanya pada Selasa, 19 Agustus 2025.
BACA JUGA: Tak Ada CCTV dan Petugas Keamanan di Reservoir Siranda, PDAM: Korban Terobos Pagar Samping
Yudi menyebut, di dalam Reservoir Siranda sebenarnya terdapat rumah dinas untuk petugas jaga dan keamanan.
Namun, setelah Reservoir Siranda tak digunakan sebagai aliran air baku utama dan jadi cadangan atau backup apabila IPA TGM (Instalasi Pengolahan Air Tirta Gajah Mungkur) terkendali. Rumah dinas di Reservoir Siranda itu kini lantas tak ada yang menempati.
“Sebenarnya di sana ada rumah dinas dan tadinya ada yang nempatin, tapi sekarang memang tidak ada yang menempatinya. Karena sejak Maret tidak difungsikan, jadi ini memang pemeliharaan atau pengawasan sifatnya hanya berasal dari petugas pengatur aliran,” tuturnya.
Reservoir Siranda hanya disiapkan pada saat backup sistem air di Instalasi Pengelolaan Air Tirta Gajah Mungkur (IPA TGM) mati dan perlu pengondisian. Saat itulah petugas PDAM baru datang dan mengaktifkan pergantian aliran air. (*)
Editor: Mu’ammar R. Qadafi