Ia mengaku, tak sedikit klien remajanya yang menyatakan ingin mengakhiri hidup. Alasannya ia sebut beragam, mulai dari masalah perkuliahan hingga percintaan yang gagal.
“Misalnya ada yang skripsinya tidak rampung-rampung, mungkin bagi beberapa orang itu bukan beban, tapi bagi dia jelas itu beban,” ucapnya.
Probo menegaskan, setiap individu memiliki daya tahan terhadap stress atau yang ia sebut sebagai tingkat resiliensi yang berbeda.
BACA JUGA: Rentetan Kasus Bunuh Diri Mahasiswa Semarang, Psikolog Ungkap Sejumlah Faktor Penyebab
“Ada yang tidak punya teman cerita, ada yang ditinggal pacarnya merasa stres, kan coping stress setiap individu itu berbeda. Meskipun masalahnya sama, tetapi jika orangnya berbeda tentu penanganannya berbeda juga,” terang Probo.
Melepaskan emosi dengan bercerita kepada orang lain atau yang Probo sebut katarsis menjadi kunci penting untuk menghindari pikiran negatif, utamanya untuk mengakhiri hidup.
“Kalau memang punya masalah, carilah teman atau sahabat yang bisa membantu, minimal tempat katarsis atau yang bisa membuat lega,” tandasnya. (*)
Editor: Mu’ammar Rahma Qadafi