Scroll Untuk Baca Artikel
Politik

Kemendagri Gandeng Akademisi Ajak Mahasiswa Aktif Berpolitik, Pengamat Singgung Soal Negative Campaign

×

Kemendagri Gandeng Akademisi Ajak Mahasiswa Aktif Berpolitik, Pengamat Singgung Soal Negative Campaign

Sebarkan artikel ini
Negative Campaign
Nur Hidayat Sardini saat menerima penghargaan sebagai narasumber di Gets Hotel, Kota Semarang, Kamis 6 Juli 2023. (Made Dinda Yadnya Swari/beritajateng.tv)

Negative campaign atau kampanye negatif biasanya berlangsung dengan mengungkap kelemahan atau kesalahan lawan politik. Sebagai contoh, kampanye negatif dalam kontestasi pemilihan presiden (pilpres) tersampaikan dengan mengumbar data utang luar negeri petahana calon presiden (capres) oleh pihak lawan.

Sampai saat ini, kampanye negatif tidak pemerintah larang. Kandidat atau kelompok yang merasa menjadi sasaran kampanye negatif beroleh ruang untuk menanggapi dengan memaparkan data valid atau argumen yang dapat membela posisinya.

BACA JUGA: Bangkitkan Spirit Demokrasi dan Cerdas Berpolitik Mahasiswa Lewat Bedah Buku ‘Aldera’

Sementara itu, black campaign atau kampanye hitam adalah menuduh pasangan calon atau kelompok lawan politik dengan tuduhan palsu atau tidak dapat terbuktikan. Bisa juga melalui hal-hal yang tidak relevan terkait kapasitasnya sebagai pemimpin.

“(Menggunakan narasi) calon yang pernah dihukum karena kasus tipikor, itu boleh. Itu namanya negative campaign. Black campaign itu sudah pasti tidak boleh. Calon itu jejaknya di (dunia maya) viral itu bilang bokep itu tidak salah. Itu negative campaign,” ungkap NHS. (*)

Editor: Mu’ammar Rahma Qadafi

Simak berbagai berita dan artikel pilihan lainnya lewat WhatsApp Channel beritajateng.tv dengan klik tombol berikut:
Gabung ke Saluran

Tinggalkan Balasan