Ia pun berpesan kepada teman-temannya agar tak mengulangi kesalahan yang sama.
“Kejadianku jadi pelajaran buat temen-temen semua, kalau misal nggak diizinin jangan marah, tapi nego ke orang tua,” pesannya.
Siswa lain belajar dari kasus Naomi mendaki Gunung Slamet
Sementara itu, Kepala SMKN 3 Semarang, Harti menyampaikan, kegiatan Gapadu adalah program rutin sebulan sekali dengan berbagai segmentasi. Hari ini, Gapedu mengangkat tema PSE (pembelajaran sosial emosional) dan budaya positif.
Menurutnya, tema PSE dan budaya positif terbilang senada dengan pengalaman Naomi selama hilang di Gunung Slamet. Dalam hal ini, lanjut Harti, Naomi yang dari rumah tak mendapatkan izin adalah suatu peristiwa.
“Berarti pelajaran ke depan kalau ada kegiatan sebaiknya izin ke orang tua. Kalau orang tua keberatan sebaiknya punya teknik negosiasi kepada orang tua. Sehingga pola-pola pembinaan sekarang, siswanya sendiri yang akan mengambil aksi perubahan untuk dirinya sendiri,” ungkapnya.
BACA JUGA: Kisah Naomi Daviola Hilang di Gunung Slamet: Tengok Ketiga 2 Orang di Belakang Tiba-tiba Hilang
Harti menambahkan, terdapat pola refleksi di SMKN 3 Semarang yang bernama STAR. Yaitu Situasi, Tantangan, Aksi, dan Refleksi. Ia berharap, dari peristiwa hilangnya Naomi, siswa SMKN 3 Semarang dapat mengambil pelajaran berharga.
“Pesannya, komunikasi yang jujur dengan keluarga, bahwa kedepan terutama doa ibu adalah menjadi hal yang jangan disepelekan,” tandasnya. (*)
Editor: Farah Nazila