Sehingga, Andreas meyakini itu akan menjadi pertempuran sengit bagi paslon Andika Perkasa-Hendrar Prihadi dan Luthfi-Yasin.
“Ada 25,6 persen [responden] itu tidak tahu [paslonnya]. Jadi ini kan berat dari partai politik pengusung, masing-masing pasangan calon,” ujar dia.
Adapun alasan lainnya ialah belum mengetahui latar belakang (4,1 persen), belum kenal (3,6 persen), calon tidak sesuai keinginan (2,6 persen), masih bingung (2,2 persen, belum mengetahui visi dan misi (2,1 persen), dan lainnya (5,3 persen).
BACA JUGA: Soal Sindiran Tak Layak Karena Endorsemen Jokowi dan Prabowo, Ahmad Luthfi: Anggap Anak Kecil Nangis
Lebih lanjut, ia menilai positif bagi sebagian besar responden yang menunggu proses debat untuk memutuskan pilihannya.
Menurutnya, tren alasan memilih pemimpin dengan menilai kualitas paslon oleh warga Jawa Tengah menjadi hal baru yang positif.
“Untuk di Jateng, melihat dari sisi kualitas itu, saya rasa perkembangan baru ya. Jadi, pilihan itu tidak hanya sekedar seperti selama ini kedekatan dengan paslon dan ideologis dengan partai pengusung, tapi juga sampai pada kualitas,“ tandasnya. (*)
Editor: Mu’ammar R. Qadafi