Scroll Untuk Baca Artikel
Jateng

Pengamat Ungkap Alasan Semarang dan Solo Tumbuh Pesat, Singgung Ketimpangan Regional di Jateng

×

Pengamat Ungkap Alasan Semarang dan Solo Tumbuh Pesat, Singgung Ketimpangan Regional di Jateng

Sebarkan artikel ini
Jalan pantura Pati. (Ant)
Jalan pantura Pati. (Ant)

“Wilayah selatan juga ada yang maju, misalnya Solo, itu juga terbawa sejarah. Solo jadi pusat Kerajaan Mataram setelah Jogja, itu kenapa Solo terkoneksi dengan baik, menjadi penghubung Jawa Timur dan Jawa Tengah, kemudian Jawa Barat,“ tutur Wahyu.

Upaya pemerintah mengurangi ketimpangan regional

Untuk mengurangi ketimpangan regional itu, pemerintah terkait telah berupaya membuka konektivitas seluas-luasnya. Terlebih yang sifatnya langsung memasuki wilayah di Jawa Tengah, seperti Solo menuju D.I Yogyakarta dan sebaliknya melalui jalan tol yang baru dibangun.

Advertisement
Scroll kebawah untuk lihat konten

“Jalur-jalur yang sifatnya direct menghubungkan Jateng ke DIY, misal Solo-DIY dan lain-lain itu dalam upaya mengurangi ketimpangan, bukan berarti itu seperti membalikan tangan, tidak semudah yang dibayangkan,” jelasnya.

Kendati demikian, konektivitas antar kabupaten/kota maju di Jawa Tengah dengan wilayah sekitarnya tak langsung membuat Solo dan Semarang mampu tersaingi.

“Memang kota di bagian utara itu sudah relatif jauh terbangun zaman dahulu, sama seperti Solo di bagian selatan. Mau tidak mau itu tetap akan jadi pusat pertumbuhan,” jelasnya.

Perihal apakah ketimpangan regional menjadi pemicu kemiskinan di Jateng, Wahyu tak langsung membenarkan. Alasannya, kemiskinan disebabkan oleh banyak faktor, tak semata-mata faktor geografis atau wilayah.

BACA JUGA: Angka Kemiskinan di Kota Semarang Turun

“Secara statistik, kemiskinan Jateng tertinggi itu di sebagian wilayah barat ke selatan, mulai Brebes, Wonosobo, Banjarnegara, Cilacap, Kebumen, dan sekitarnya Banyumas. Apakah itu wilayah tidak terlepas dari faktor alam, karakteristik masyarakat, dan juga budayanya, saya tak bisa pastikan karena kemiskinan tak hanya dapat terlihat dari satu faktor,” tandasnya.(*)

Editor: Farah Nazila

 

Tinggalkan Balasan