Scroll Untuk Baca Artikel
HeadlineJateng

Sesalkan Keputusan Ganjar Berhentikan Kepsek, Ketua LBH Petir Ceritakan Kondisi Tak Layak SMKN 1 Sale

×

Sesalkan Keputusan Ganjar Berhentikan Kepsek, Ketua LBH Petir Ceritakan Kondisi Tak Layak SMKN 1 Sale

Sebarkan artikel ini
SMKN 1 Sale
Ketua Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Penyambung Titipan Rakyat (PETIR) Provinsi Jawa Tengah (Jateng), Zainal Abidin Petir di depan Mushola SMKN 1 Sale yang mangkrak. (Foto: Dok. Zainal)

SEMARANG, beritajateng.tv – Keputusan impulsif Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo memberhentikan Kepala SMKN 1 Sale, Widodo mendapat kecaman. Sebabnya, Ganjar tidak langsung melakukan crosscheck kondisi sekolah yang ternyata memprihatinkan.

Ketua Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Penyambung Titipan Rakyat (PETIR) Provinsi Jawa Tengah (Jateng), Zainal Abidin Petir menjadi salah satu pihak yang menyesalkan keputusan Ganjar. Kepada beritajateng.tv, pihaknya menyebut gubernur yang sebentar lagi lengser itu tidak klarifikasi terlebih dahulu.

Advertisement
Scroll kebawah untuk lihat konten

“Saya sangat menyesalkan kebijakan Ganjar mencopot Widodo tanpa melakukan klarifikasi terlebih dahulu saat dialog dengan seorang siswi di pendopo,” ujar Zainal saat beritajateng.tv hubungi melalui sambungan telepon, Kamis sore, 3 Agustus 2023.

BACA JUGA: Soroti Langkah Ganjar Copot Kepala SMKN 1 Sale, Ketua PGRI Jateng: Apakah Itu Pilihan Terbaik?

Ketika mengetahui pencopotan Kepsek secara sepihak, Zainal langsung mendatangi SMKN 1 Sale. Dengan prihatin, ia menuturkan keadaan SMK Negeri yang tidak layak itu. Pihaknya tentu mempertanyakan alasan mengapa ada infak pada satuan pendidikan. Musababnya, memang benar tidak ada musala yang berdiri di sekolah tersebut.

“Saya cek kok bisa ada infak, ternyata memang membutuhkan sekitar 300 juta. Bahkan di ketentuannya, di PP No 57 tahun 2021 tentang Standar Nasional Pendidikan, sekolah itu harus ada tempat ibadah,” tegas Zainal.

Jam sekolah hingga sore hari, bagi Zainal, semakin mengharuskan adanya tempat ibadah sebagai fasilitas yang penting. Nahasnya, sekolah dengan 550 murid tersebut tidak memiliki Mushola sebagai tempat siswa menjalankan kewajibannya.

“Apalagi sekarang sekolahnya sampai sore, berarti mereka harus menyiapkan tempat sholat bagi siswa baik dzuhur maupun ashar. Siswanya 550, tidak ada Mushola kan sangat bahaya, waktunya habis (untuk sholat di tempat lain), jadi tidak bisa mengikuti pelajaran,” sambungnya.

Tak hanya sekolah, sarpras lain di SMKN 1 Sale jauh dari kata layak

Saat mengunjungi sekolah, Zainal mendapati kondisi sarana prasarana yang jauh dari kata memadai. Tidak sedikit ruangan krusial yang tergabung menjadi satu, seperti ruangan kepsek yang juga penjaga sekolah tempati.

Tinggalkan Balasan