SEMARANG, beritajateng.tv – Kasus dugaan perundungan Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) yang terjadi pada salah satu mahasiswi Jurusan Anestesi Undip berbuntut panjang, Kemenkes menyebut bahwa sudah ada ratusan laporan bullying di lembaga pendidikan kedokteran.
Lebih tepatnya, sejak bulan Desember 2022, sudah tercatat 542 laporan terkait dugaan perundungan dalam pendidikan dokter yang masuk Kemenkes.
Besaran laporan tersebut pun diungkapkan oleh Pelaksana Tugas Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi.
Bahkan, ia menyebut sebelumnya sudah ada pengaduan sebanyak 1.500 laporan.
“Jadi yang masuk ke dalam kanal pengaduan itu 1.500 laporan. Tetapi kemudian kan kita harus verifikasi apakah 1.500 itu betul-betul perundungan karena kan ini sifatnya sangat subjektif. Dari 1.500 itu, 540-nya yang betul-betul terkategori masuk dalam kasus perundungan,” kata Nadia, Selasa 3 September 2024.
BACA JUGA: Beri Bukti Dugaan Perundungan PPDS Undip, Keluarga dr. Aulia Kantongi Nama-nama Terlapor
Adapun keterangan dari Nadia ini ia sampaikan untuk merespons kasus dugaan perundungan PPDS Undip yang masih dalam tahap investigasi ini.
Ia juga mengatakan, dari 542 kasus perundungan tersebut, 221 di antaranya terjadi di sejumlah rumah sakit vertikal yang ada di bawah Kemenkes. Oleh karena itu, ia menegaskan agar ada perubahan besar di lingkungan PPDS.
Adapun hal tersebut agar tidak menganggap perundungan normal, khususnya di dunia pendidikan dokter.
“Harus ada perubahan besar untuk tidak melestarikan yang dianggap seperti kebiasaan, atau yang kemudian dijadikan seperti hal yang lumrah,” kata Nadia.
Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyatakan, perundungan yang dr. Aulia alami karena kurang komitmen dari para pemangku kepentingan dalam menyelesaikan persoalan.
“Perundungan ini sudah puluhan tahun tidak pernah bisa terselesaikan secara tuntas, karena memang kurang komitmen dari para stakeholder. Saya sendiri sejak menjabat ini kali ketiga, saya meminta agar ini terhilangkan,” kata Budi.