SEMARANG, beritajateng.tv – Kasus penembakan siswa SMK N 4 Semarang, GRO (17), oleh aparat kepolisian memicu perhatian publik. Dua siswa lain, AD (17) dan SA (16), turut menjadi korban dalam insiden tersebut.
Ketiganya adalah teman satu sekolah dengan jurusan berbeda. GRO dari teknik mesin, sedangkan SA dan AD berasal dari teknik tenaga listrik.
Ketua LBH Petir Jawa Tengah, Zainal Abidin Petir, menilai tindakan tegas polisi yang menyebabkan kematian GRO memerlukan investigasi mendalam.
“Alasan polisi bahwa korban melawan dan membawa senjata tajam menjadi dasar tindakan ini. Namun, publik merasa tidak puas,” tegas Zainal, Selasa, 26 November 2024.
BACA JUGA: Kronologi Penembakan 3 Siswa SMKN 4 Semarang
Maka itu, pihaknya menuntut adanya pembentukan tim pencari fakta demi mengungkap kebenaran.
Tim LBH Petir telah melakukan investigasi awal ke sekolah korban. Berdasarkan keterangan guru, teman sekelas, hingga koordinator Bimbingan Konseling, tidak ada catatan kenakalan dari ketiga siswa.
“Teman-teman satu paskibra bahkan menyebut mereka anak baik. Tuduhan gangster ini mengejutkan semua pihak,” ungkap Zainal.