Dikatakannya, pemerintah pusat sudah menunjuk RSUP dr Kariadi Semarang sebagai rujukan kasus gagal ginjal anak. Sementara Pemprov Jateng menyiapkan RSUD dr Moewardi Solo, RSUD dr Margono Soekarjo Purwokerto, dan RSUD Tugurejo Semarang dengan pengampuan dari RSUP dr Kariadi Semarang.
Sekretaris Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jateng Dr dr M Heru Muryawan mengatakan, kasus gagal ginjal akut yang marak saat ini penyebabnya atipikal progresif. Disebut progresif karena cepat memburuk dan membuat meninggal, atipikal karena penyebabnya belum diketahui. Dia menjelaskan ada beberapa kasus gagal ginjal yang terbukti disebabkan oleh obat sirup, meskipun tidak semuanya.
“Ini kan tiba-tiba anak gagal ginjal. Kemudian ada sebagian yang pernah minum obat sirup, dicatat apa saja. Akhirnya ketemu terbukti minum obat tertentu, diperiksa ada beberapa kandungan yang sebabkan gagal ginjal akut,” paparnya.
Dia menambahkan, penyebab gagal ginjal kuat diduga karena pelarut yang dicampurkan agar obat sirup khasiatnya sama dan tahan lama. Pelarut tersebut biasanya zat etilen glikol dan dietilen glikol. “Sekarang masih dalam penelitian apakah ada pencemaran yang melebihi kadar,” ujarnya.
Heru mengungkapkan ada sejumlah gejala gagal ginjal. Diantaranya produksi air kencing berkurang baik secara frekuensi dan jumlah. Selain itu lemas dan sesak. Dia menyarankan, sementara ini masyarakat menghindari obat sirup dan kembali minum puyer. (*)
editor: ricky fitriyanto