SEMARANG, beritajateng.tv – Ratusan siswa kelas 10 SMAN 11 Semarang belajar membatik sebagai upaya turut melestarikan kebudayaan tradisional Indonesia, Rabu, 7 Februari 2024. Uniknya, alih-alih menggunakan pewarna sintetis, mereka mewarnai batik menggunakan olahan limbah organik.
Monica Suprihatin, Guru Koordinator menjelaskan bahwa kegiatan di SMAN 11 Semarang ini merupakan implementasi dari Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) yang dilakukan sekitar 400-an siswa kelas 10. Setelah semester sebelumnya mengambil tema lain, kali ini pihak sekolah SMAN 11 Semarang mengusung tema Gaya Hidup Berkelanjutan.
“Ini membatik tapi pewarnanya dari limbah organik. Penekannya justru memang pada pemanfaatan limbah organik untuk membatik,” katanya kepada beritajateng.tv di sela kegiatan.
Selain membatik menggunakan limbah organik, kata Monica, siswa SMAN 11 Semarang juga telah belajar pemanfaatan limbah kertas dengan mendaur limbah kertas menjadi kertas baru. Hasilnya bahkan telah dijilid menjadi satu buku baru.
Adapun limbah organik yang mereka gunakan antara lain; kulit buah manggis, kulit bawang merah, hingga kulit kayu.
BACA JUGA: Dinas Pendidikan Kota Semarang Buka Kuota Jalur Inklusi pada PPDB 2024/2025 Sebesar 15 Persen
Monica menjelaskan, para siswa SMAN 11 Semarang telah mengumpulkan limbah organik beberapa waktu terakhir. Setelah terkumpul, limbah tersebut kemudian melalui proses perebusan untuk ekstraksi. Barulah hasil rebusannya yang nanti digunakan sebagai pewarna.
“Itu sudah kami lakukan hari kemarin, sehingga ini sudah jadi, pewarnanya udah siap pakai. Itu murni dari limbah, hanya nanti ada fiksasi atau pengunci warnanya yang juga dari alam, dari kayu tunjung dan tawas,” tambahnya.
Membatik flora dan fauna khas Indonesia
Lebih lanjut, senada dengan tema Gaya Hidup Berkelanjutan, siswa SMAN 11 Semarang pun membatik dengan obyek tertentu. Yakni flora dan fauna khas Indonesia.