Scroll Untuk Baca Artikel
Kesehatan

Demam Berdarah di Kota Semarang Sentuh 231 Kasus dan 3 Kematian, Dinkes Lakukan Langkah Ini

×

Demam Berdarah di Kota Semarang Sentuh 231 Kasus dan 3 Kematian, Dinkes Lakukan Langkah Ini

Sebarkan artikel ini
Dinkes Tambah Puskesmas Baru di Kaligawe, Perluas Puskesmas di Tiga Wilayah Semarang
Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, M. Abdul Hakam. (Ellya/beritajateng.tv)

“Dari 35 kabupaten/kota se-Jateng, Alhamdulillah tahun kemarin justru kasus demam berdarah di kota Semarang turun dikala daerah lain kasusnya naik. Bahkan ada yang KLB,” sebut Hakam.

Setiap tahunnya, lanjut Hakam, Dinkes membuat prediksi kasus DBD tingkat kota Semarang, termasuk peta kerentanan dan potensial dampak.

“Bedanya Kota Semarang dengan daerah lain adalah, Semarang sudah punya peta potensial. Daerah dengan potensi akan dilakukan intervensi jika kasus benar-benar tinggi,” sebutnya.

Dari peta kerentanan dan potensial Demam Berdarah itu, kata Hakam, Dinas Kesehatan kemudian melakukan antisipasi khususnya di daerah padat penduduk berpotensi. “Daerah padat seperti Tembalang, Banyumanik, Semarang Utara, itu wilayah dengan wilayah rentan kasus,” katanya.

Langkah Dinas Kesehatan

Dinas Kesehatan Kota Semarang telah melakukan langkah pencegahan dan penanganan penyakit DBD agar tidak semakin meningkat. Terlebih, di musim hujan seperti saat ini.

“Sekarang kita sudah tahu peta daerah-daerah rentan DBD, itu yang kita perintahkan kepada jajaran di kelurahan dan puskesmas untuk melakukan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) atau PJN (Pemberantasan Jentik Nyamuk). Itu yang efektif sekali,” jelasnya.

“PSN dan PJN ini jika dilakukan dua kali seminggu, maka pertumbuhan dan jumlah nyamuk pasti tidak akan banyak,” bebernya.

Ada pula upaya 3M Plus, yaitu menguras tempat penampungan air, menutup tempat-tempat penampungan air, dan mendaur ulang berbagai barang yang memiliki potensi untuk dijadikan tempat berkembang biak nyamuk aedes aegypti yang membawa virus DBD pada manusia.

Bahkan, lanjutnya, menggandeng Dinas Pendidikan untuk memberdayakan anak-anak sekolah melalui program Si Centik (Siswa Cari Jentik).

“Kader-kader PKK turun secara intens melakukan PJN dan PSN. Adek-adek di sekolah melakukan program Si Centik juga jalan dengan baik. Peta kerawanan ini mulai kami gerakkan dari tingkat RT hingga RW juga,” imbuhnya. (*)

Editor: Elly Amaliyah

Simak berbagai berita dan artikel pilihan lainnya lewat WhatsApp Channel beritajateng.tv dengan klik tombol berikut:
Gabung ke Saluran

Tinggalkan Balasan